
Foto: Stocksnap.io
Meski kerap menuai kontroversi, perayaan Hari Valentine setiap tanggal 14 Februari tetap ramai dibicarakan di seluruh dunia. Tidak bisa dipungkiri, perayaan ini juga mendorong budaya konsumtif. Suasana yang festive dan tawaran diskon berlomba-lomba mengajak konsumen untuk melakukan transaksi. Setidaknya, itulah yang tergambar dari hasil survei terbaru Mastercard,
Customer Purchasing Priorities. Anda bisa menjadikan rangkuman berikut ini sebagai pertimbangan untuk menyusun strategi pemasaran produk Anda.
Di antara masyarakat di negara-negara Asia Pasifik tampaknya Tiongkok menjadi yang terdepan dalam merayakan Hari Valentine. Tiga dari empat responden dari Tiongkok berencana untuk membeli hadiah bagi orang-orang terkasih di perayaan hari kasih sayang ini. Warga dari area
Greater China bersedia menghabiskan dana cukup tinggi. Yang paling royal adalah responden dari
Tiongkok, mereka menyediakan dana sebesar 310 dolar AS untuk membeli hadiah, diikuti responden di Hong Kong (282 dolar AS), dan Taiwan (271 dolar AS). Fakta lainnya,
kaum pria di kawasan Asia Pasifik bersedia mengeluarkan dana lebih besar 25 persen ketimbang wanita untuk membeli hadiah.
Negara berikutnya yang menunjukkan antusiasme dalam perayaan ini adalah Thailand (74 persen), diikuti oleh Malaysia dan Filipina masing-masing 63 persen. Rata-rata, responden mengakui bersedia mengeluarkan dana sebesar 133 dolar AS untuk hadiah Valentine.
Apa saja hadiah yang paling banyak dibeli di Asia Pasifik? Hadiah-hadiah tradisional, seperti
bunga, pakaian dan barang-barang dari kulit, perhiasan, serta makan malam istimewa bersama pasangan. Hadiah dengan sentuhan pribadi menjadi pilihan utama dengan total transaksi sebesar 85 persen. Dalam tiga tahun terakhir, konsumen yang melakukan pembelian hadiah lewat transaksi belanja online dengan peningkatan sebesar 81 persen.
Meski bunga masih ada di posisi teratas, analisis
Mastercard Love Index memprediksi
popularitas bunga mungkin tidak akan bertahan hingga tahun depan, seiring dengan angka penjualan bunga yang terus menurun di Asia Pasifik.
Yang menarik, ternyata
Hari Valentine tidak diminati masyarakat Asia Pasifik sebagai hari untuk melakukan pernikahan. Tapi, justru lebih dirasa pas sebagai hari untuk melamar atau menerima lamaran pernikahan. Setidaknya, itu yang diakui oleh responden romantis di Vietnam (76 persen), Tiongkok (68 persen), dan Taiwan (51 persen).
Studi global
Mastercard Love Index ini menganalisis jumlah informasi transaksi yang dibuat oleh kartu kredit, kartu debit, dan kartu prabayar di seluruh kategori
merchant yang telah dipilih sebelumnya yang berlangsung selama periode tiga tahun dari 2014 sampai 2016. Sedangkan data survei untuk Asia Pasifik berdasarkan pada
Consumer Purchasing Priorities untuk semester pertama tahun 2017. Responden terdiri dari 9.123 orang yang berusia 18-64 tahun di 18 negara di seluruh wilayah Asia Pasifik, termasuk Indonesia. Data dikumpulkan lewat survei internet, wawancara langsung dan lewat telepon, serta pengisian kuisioner dalam bahasa Inggris dan bahasa lokal.
(f)
Baca juga:
Perhatikan Tren Gaya Hidup 2017 untuk Kembangkan Bisnis Anda
Bukalapak jadi Nomor Satu di Survei Loyalitas Pelanggan