Kisah Sukses

Eka Sari Lorena Soerbakti: Sang Ratu Transportasi

oleh Wanita Wirausaha Femina
“Dulu saya bercita-cita jadi arsitek, tapi kata Ayah, ‘Lebih baik kamu jadi pengusaha sukses saja, nanti kamu juga bisa mencari arsitek yang hebat,’“ ujar Eka Sari Lorena Soerbakti (45). Kini selain menjadi Vice President Director Lorena Transport Group, Managing Director PT Eka Sari Lorena (ESL Express) dan PT Eka Sari Lorena Logistics (ESL Logistics), ia juga menjabat sebagai Ketua Umum Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor Di Jalan (ORGANDA) yang membawahi 1,5 juta pengusaha angkutan dan 15 juta pekerja yang didominasi pria.

Pembuktian Diri
Rok pensil dan kemeja yang tiga kancing teratasnya dibiarkan terbuka membalut tubuh mungil Eka. Sepatu high heel-nya terdengar bergema saat ia memasuki ruangan tempat femina menunggu. Gerakan tubuhnya lincah dan gesit. Ia langsung menyapa femina dengan ceria. Suaranya terkesan mantap dan riang. Matanya yang mengenakan lensa kontak warna biru menatap tajam, tampak penuh percaya diri.  
   
“Ibarat mobil, saya ini maunya seperti Ferrari, bentuknya tidak besar, tapi larinya kencang. Atau bus Euro 6, yang bisa membawa banyak orang dan larinya mantap,” ujarnya, penuh semangat.
   
Penampilannya memang modis dan girlie, bertolak belakang dengan bisnis yang ia tekuni selama ini. Tak jarang orang keliru menilai bahwa ia bekerja di industri fashion. Baginya, penampilan itu penting, tapi memang bukan segalanya. Maka, ketika banyak keraguan timbul saat ia dicalonkan sebagai Ketua Umum Organda karena penampilannya itu, ia tak patah arang. Ia yakin bisa memimpin 1,5 juta pengusaha angkutan dan 15 juta pekerja yang berada di bawah naungan Organda saat itu.
 
“Waktu itu saya belum 40 tahun. Belum pernah sejarahnya ada ketua Organda di bawah usia 50 tahun, perempuan pula, dan tampangnya enggak serem. Mereka pikir, saya tidak cocok jadi ketua umum. Saya dianggap ‘anak mami’ yang cuma dompleng nama Soerbakti. Tapi saya bilang, lama-kalamaan orang-orang juga akan tahu kita ada isinya atau tidak. Pada tahun pertama rapat kerja nasional, mereka sudah mengakui kemampuan saya. Saya senang karena orang lain   mengakui dan menyatakan bahwa saya bisa,” ujar Eka, dengan wajah semringah.

Eka memang bukan anak manja yang mudah menyerah. Kegigihan dan kerja keras yang selalu diajarkan oleh ayahnya, Gusti Terkelin Soerbakti, membuatnya memiliki prinsip untuk selalu melakukan yang terbaik. “Jangan pernah ragu jika kamu tahu serta yakin dan mengerti apa yang kamu lakukan. Tak ada yang mustahil,” ujarnya pasti.
Diakui Eka, jumlah wanita yang bermain di bisnis ini memang masih kurang dari 5%. Mereka seakan terusik oleh stigma bahwa industri transportasi dan logistik itu dunianya kaum pria. Padahal, menurutnya, bekerja di bidang yang didominasi oleh pria  justru menguntungkan dirinya. “Kita jadi lebih mudah terlihat, baik penampilan maupun pemikiran kita. Di dunia seperti ini, wanita jangan takut duluan,” kata wanita yang bisa menerbangkan pesawat dan  memiliki sertifikat private pilot license ini.

Eka percaya, wanita bisa sukses di bidang apa pun kalau mereka fokus dan punya semangat untuk sukses. Intinya, apakah kita mau ‘membayar’ dengan usaha keras, semangat, kekuatan pikiran, dan spirit, untuk sukses. “Saya tidak percaya kalau ada yang bilang, wanita tidak bisa sukses di dunia transportasi dan logistik. Selama kita memiliki passion di bisnis itu, just do it! Selama kita mau belajar, mau usaha, menurut saya tidak ada halangan,” ujarnya, mantap.

Dalam dunia yang kebanyakan pria, Eka justru menemukan kekuatannya sebagai wanita. “Gaya bicara saya mungkin seperti seorang ibu bagi mereka, lebih memberi rasa nyaman. Sebagai wanita, saya lebih sabar mendengarkan orang,“ ujarnya. Selain itu, fleksibilitas juga ia rasakan penting, karena ia harus berhadapan dengan banyak orang, mulai dari pejabat, pengusaha, pengemudi, sampai preman.

Agar sukses berkecimpung di dunia bisnis, menurut Eka, wanita harus cerdas menggunakan kekuatannya, pantang menyerah, multitasking, dan harus terus berkembang. “Saya orang yang senang bergerak dan belajar.  Saya enggak suka cari aman, karena membuat saya tidak berkembang. Saya suka tantangan yang akan membawa kita ‘naik kelas’. Saya yakin bisnis yang baik dan orang yang hebat adalah yang bisa mengembangkan diri. Kalau sudah memberikan yang terbaik tapi belum sukses, itu lain cerita,” ujar penggemar aneka jenis musik ini.

Kata menyerah juga tak ada dalam kamusnya. Ketika berhadapan dengan ‘jalan buntu’, yang ia lakukan adalah mengganti strategi. Seperti moto perusahaannya: ‘Never give up and keep on moving’.  Sehari-hari, wanita yang mengukir lima buah tato di tubuhnya ini mengaku selalu cermat dalam menyusun rencana. “Saya selalu menyusun jadwal dari malam, termasuk outfit yang dapat memberi support pada pekerjaan,” ungkap Eka, yang tak pernah lupa menyiapkan pakaian ganti, celana panjang, dan alas kaki yang lebih kasual, jika sewaktu-waktu ia harus turun ke lapangan.

Bagaimana seseorang membawa diri memang akan mencerminkan jati dirinya. Tapi bagi Eka, jangan hanya fokus pada penampilan, tapi kepala juga harus diisi. “Percuma ke kantor keren, tapi pekerjaannya terlambat dan pengetahuannya nol. Inner beauty, outer beauty, your brain, your character, bagaimana menghargai orang lain, semua itu sama pentingnya,” pesannya.

Nuri Fajriati

 

Tim Wanwir
Femina Indonesia
Share This :

Trending

Related Article