Inovasi Produk

5 Tantangan Bisnis Minuman Kemasan Rumahan

oleh Novita Permatasari

Foto: Fotosearch, Dok. Pribadi

Konsep minuman kemasan homemade memang lebih menarik di telinga konsumen. Bukan hanya karena mengedepankan sentuhan personal dari sang pemilik,  tiap botol minuman disebut-sebut menggunakan bahan segar dan tanpa pengawet. Ya, masyarakat kini makin peduli dengan gaya hidup sehat dan sebisa mungkin mengurangi minuman botol pabrikan yang menggunakan bahan pengawet. Tidak mengherankan,  bisnis minuman kemasan terus mengalami peningkatan.

Menurut data yang dihimpun Andika Pujangkoro, konsultan bisnis dari Grapadi Consulting dan Ketua Komunitas Pengusaha Muda Tangerang, jumlahnya meningkat sebanyak 4,9 persen dari tahun 2015 hingga  2016. Apa saja yang harus diperhatikan?
 
Jaga Kualitas
Bisnis minuman kemasan rumahan menggunakan bahan-bahan segar dan berkualitas kini  makin menjamur. Mulai dari kopi, jus buah, hingga minuman tradisional seperti jamu, tidak sedikit yang memasang label homemade. Rata-rata, dengan modal Rp30 juta, bisnis ini sudah bisa dijalankan.
Meski terlihat lebih mudah dijalankan dari minuman pabrikan, Andika mengingatkan, bisnis minuman kemasan rumahan tetap harus memperhatikan standar keamanan pangan dan mutu pangan sesuai dengan UU No. 18 Tahun 2012 tentang pangan, yaitu sehat, higienis, bebas dari cemaran biologis, kimia, dan benda lain.

Selain itu, Andi mengingatkan,  tiap minuman kemasan sebaiknya dilakukan uji tes di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) maupun Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT) agar tetap aman dikonsumsi. “Standar pengemasan minuman yang beredar di pasaran saat ini sebenarnya sudah cukup baik, tapi sebagian besar belum berlabel BPOM atau P-IRT,” jelas Andika. Untuk industri minuman skala kecil, label P-IRT sudah cukup karena label BPOM biasanya untuk usaha skala pabrik.
 
Tantangan untuk bisnis minuman rumahan, menurut Andika, adalah bertahan di pasar dan mengalahkan bisnis minuman produksi pabrik dengan tetap menjaga kualitas minuman. Sebab, kelebihan sekaligus kendala utama dari minuman kemasan rumahan adalah konsistensi produk dan masa berlaku minuman yang tidak lama.

Ditambah lagi, belum banyak jasa ekspedisi yang berani melakukan pengiriman paket minuman kemasan rumahan. Sehingga, tentu saja, penyebaran produknya belum bisa menjangkau area yang jauh.  
 
Sejatinya, tak ada bisnis yang bebas dari masalah. Menyikapi permasalahan mengenai pemasaran produk untuk produk minuman rumahan, Andika berpesan agar pelaku industri lebih kreatif memanfaatkan kekurangan dari produknya. “Kunci utamanya, pengusaha harus lebih jeli melihat kebutuhan dan keinginan pasar, diselaraskan dengan karakter produk,” tambahnya.
 
Menurut Andika Pujangkoro, untuk memulai bisnis minuman kemasan rumahan, perhatikan 5 hal berikut ini:

1/ Aspek Produksi
Pelajari teknik pembuatan minuman dengan baik dan perluas pengetahuan tentang produk yang diciptakan. Untuk kualitas rasa, sebaiknya jangan ragu untuk mencoba resep dan komposisi.
 
2/ Aspek Pasar
Lakukan survei pasar yang akan ditargetkan. Menjual minuman jus di komunitas pencinta olahraga yoga, misalnya. Selain itu, untuk mendukung pemasaran, perhatikan juga kualitas kemasan.
 
3/ Aspek Keuangan
Buat perencanaan keuangan yang baik, agar bisnis berjalan mulus. Rencana anggaran biaya, rencana penjualan, dan cash flow.
 
4/ Aspek Legalitas
Daftarkan produk Anda di HAKI, BPOM, P-IRT serta MUI untuk menjaga kepercayaan dan kesehatan konsumen Anda.
 
5/ Aspek Kreativitas
Kompetitor untuk produk serupa pasti bermunculan. Jangan pelit untuk memberikan promosi atau kampanye berhadiah sebagai sarana untuk menyenangkan konsumen. (f)

 

Novita Permatasari
-
Share This :

Trending

Related Article