Akhir tahun 2019, pemerintah menargetkan jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia mencapai 20 juta dan wisatawan Nusantara berjumlah 275 juta. Target ini membawa peluang manis bagi pebisnis yang bergerak di bidang
traveling, termasuk para pemilik penginapan atau
homestay.
Ditambah lagi menjamurnya aplikasi yang menawarkan penginapan secara
online kian memudahkan para pemilik penginapan untuk ‘menjual’ kamarnya dan berpromosi dengan biaya yang lebih terjangkau. Pasar yang terjaring pun cukup luas, tidak hanya turis lokal tapi juga mancanegara. Tak heran jika tren bisnis penginapan meningkat.
Hanya bermodal kamar kosong atau apartemen, seseorang bisa menyediakan akomodasi untuk para
traveler.
Besarnya pasar bisnis penginapan di Indonesia tergambar dari hasil survei Airbnb - sebuah sentra pemasaran komunitas
traveler yang memiliki akses ke jutaan akomodasi seperti apartemen, vila, hingga rumah pohon di 191 negara – sepanjang tahun 2017. Berdasarkan data tersebut, setidaknya terjadi pertumbuhan tamu sebesar 64% per tahun, dengan rata-rata lama menginap per tamu adalah 4 malam. Sedangkan penghasilan rata-rata per tahun para pemilik
homestay ini sebesar Rp27 juta.
Tidak hanya menjanjikan keuntungan berlipat, bisnis
homestay juga membuka semakin banyak kesempatan kerja. Menurut laporan Airbnb dan APEC, bisnis penginapan di Bali telah membuka 48.100 lapangan kerja di Ubud, Kuta, dan Denpasar.
Menggerakkan Warga Lokal
Geliat pariwisata Indonesia yang terus berkembang, terutama belakangan ini di wilayah Timur Indonesia seperti Flores juga dilirik oleh
Sinta Uli Pasaribu (26). Sejak tahun 2014, bersama dua rekannya, ia membangun kerja sama dengan kelompok tenun di Desa Watublapi, Flores dengan memasarkan produk tenun desa ini dalam bentuk
camera stripe dengan merek Noesa.
Lewat
website dan Instagram Noesa, mereka tidak hanya berjualan produk tapi juga memperkenalkan
footage pewarna alam. Ternyata,
footage pewarnaan alam ini mulai menarik banyak orang dan tidak sedikit ingin ikut ke lokasi para perajin ini sekaligus belajar.
Sinta kemudian melihat celah bisnis baru dengan membuka
open trip workshop pewarna alam di Desa Watublapi, Flores. Setelah beberapa kali membuat
open trip, kendala terbesarnya adalah soal penginapan. Di Desa Watublapi tak ada penginapan layak, sehingga para peserta
workshop harus menginap di Maumere dan bolak-balik ke Watublapi. Hal tersebut menghabiskan banyak waktu. Hingga muncullah ide untuk membuat
homestay sederhana di Desa Watublapi.
Daripada membeli tanah, Sinta memilih untuk bekerjasama dengan warga setempat. Ia lalu membangun permanen
homestay, yang diberi nama Orinila, di atas lahan sewa tahunan. Uniknya, menginap di Orinila setiap tamu juga bisa merasakan pengalaman mengikuti upacara tradisional setempat,
tiung, yang bertujuan untuk meminta izin kepada leluhur.
Konsep rumah panggung terbuat dari bambu yang menjadi ciri khas rumah-rumah penduduk setempat tetap dipertahankan untuk menghadirkan kesan alami. Orinila sendiri memiliki lima kamar dan dua buah kamar mandi di luar bangunan utama. Meski terlihat sederhana, setiap kamar memiliki fasilitas yang cukup lengkap, terdiri dari kasur, selimut, kelambu, dan stop kontak. Bagi Sinta, kenyamanan tamu yang menginap tetap nomor satu. Hal tersebut selalu ia ingatkan kepada warga desa Watublapi yang turut serta berkontribusi mengurus dan menjalankan bisnis
homestay ini.
Bisnis tidak semata tentang produk, tapi soal bagaimana menjual produk tersebut. Bahkan dalam bisnis
homestay, agar tingkat hunian terus tinggi, butuh kreativitas dalam pemasarannya. Untuk strategi pemasaran, Sinta memperkenalkan Orinila lewat media sosial (instagram @_orinila dan facebook Orinila), ia juga membuka
open trip dengan konsep unik, menggabungkan antara pengalaman menginap, budaya trasional, dan kesempatan untuk belajar tentang tenun serta pewarna alam. Peminatnya cukup tinggi, karena menurut Sinta, trennya kini para traveler justru lebih senang mencari pengalaman liburan yang dekat dengan kehidupan masyarakat lokal.
(f)
Baca Juga:
Perhatikan Tren Gaya Hidup 2017 Ini untuk Kembangkan Bisnis Anda
Prospek Bisnis Wisata Farming