Dok. rawpixel
Kebanyakan dari kita tentu ingin memiliki usaha sendiri yang sesuai dengan passion kita. Namun, jika kita ingin berbisnis sendiri, kenapa masih banyak dari kita yang memilih bekerja dengan orang lain di sebuah perusahaan? Dan kenapa mudah sekali bagi bisnis-bisnis baru tumbang, bahkan sebelum mereka meraih keuntungan atau balik modal.
Menurut
Brandon Vallorani, sebuah penulis buku bisnis
The Wolves and The Mandolin, mengatakan bahwa kebanyakan wirausahawan terburu-buru untuk membuka bisnis mereka, tanpa persiapan yang matang. Pasalnya, bisnis-bisnis baru akan mendapatkan tantangan yang lebih berat dari yang biasanya mereka bayangkan.
"Menjadi seorang wirausahawan bukan hanya datang dari hati. Jika Anda merasa siap menghadapi tantangan, mulailah dengan menjawab pertanyaan ini kepada diri sendiri. Jika Anda banyak menjawab tidak, Anda mungkin belum siap untuk memulainya," jelas Brandon.
1. Apakah Anda percaya pada ide bisnis Anda sehingga bersedia untuk memberikan semua aset yang Anda miliki untuk bisnis tersebut?
Karena pada kenyataannya, bagi para pebisnis pemula mungkin akan jadi sangat sulit untuk menemukan investor. Dengan begini, apakah para wirausawan siap mengambil risiko menggunakan tabungan, warisan, kartu kredit atau bahkan agunan rumah Anda?
2. Apakah Anda bersedia menjawab panggilan pelanggan setiap saat?
Ketika produk Anda mulai dipasarkan, maka akan mulai berdatangan telepon atau komentar di media sosial atau bahkan email yang Anda temui di luar jam kerja, pada akhir pekan atau bahkan saat Anda sedang asyik berlibur bersama keluarga. Perlu diingat, bahwa menjadi seorang wirausahawan Anda harus melepaskan mind set pekerjaan nine to five.
3. Apakah Anda bersedia menunda gaji Anda sendiri agar bisa membayar honor staf Anda?
Saat kondisi keuangan sedang mengalami penurunan, maka Anda harus bersiap memenuhi gaji karyawan terlebih dahulu dan melewatkan bagian Anda sendiri. Pengalaman ini akan menguji tekad Anda. Namun, jika Anda serius menginvestasikan kembali kepada bisnis yang dibangun, Anda akan memetik hasil manisnya nanti.
4. Apakah Anda bersedia meluangkan waktu untuk menasihati karyawan bermasalah, mendokumentasikan kinerja mereka atau bahkan memecatnya - walaupun jika mereka adalah teman lama atau anggota keluarga Anda?
Memperkerjakan seseorang mungkin bagian mudah dari menjadi bos. Namun, menjadi pemimpin dalam kehidupan sehari-hari akan jauh lebih sulit. Pasalnya, cepat atau lambat, Anda kelak akan dihadapkan pada masalah keuangan atau karyawan yang akan menguji Anda dalam berbisnis.
Anda tidak akan bisa menunaikan mimpi Anda tanpa ada orang yang pas berdiri membantu Anda dari samping. Maka dari itu, Anda harus bersedia meluangkan waktu untuk mentoring anggota staf atau rela melepaskannya ketika memang dibutuhkan.
5. Akankah keluarga dan teman Anda akan memahami waktu yang terlewatkan dengan mereka karena kesibukan mengurusi bisnis Anda?
Membangun bisnis tnetu akan menguji hubungan Anda dengan keluarga dan teman. Para pebisnis yang seimbang adalah mereka yang bisa menyediakan waktu untuk teman-teman dan keluarganya. Tapi ingat, ini bukanlah pekerjaan yang mudah yang terjadi dengan sendirinya. Anda harus berusaha membangun ini sendiri.
6. Bisakah Anda terus bertahan saat keadaan menjadi lebih sulit?
Saat keadaan naik atau turun, Anda harus tetap pada visi dan misi. Kelak akan ada hari-hari yang menguji ketahanan Anda dalam memenuhi mimpi-mimpi bisnis tersebut. Namun Anda bisa memilih antara pulang ke rumah dan menyerah. Atau berusaha lebih keras dan maju terus.
Baca Juga :
3 KIAT MERINTIS BISNIS UNTUK MAHASISWA
5 STRATEGI SUKSES MEMASARKAN BISNIS SENDIRI