Kisah Sukses

Ini Cara Sukses 2 Wanita Wirausaha Tingkatkan Peluang Ekspor dengan Digital Marketing

oleh Citra Narada Putri

Foto: Dok. Pribadi


Bagi para wirausaha adalah sebuah kebanggaan tersendiri ketika bisnis mereka bisa diekspor ke luar negeri. Ini menandakan sebuah bisnis sudah naik kelas. 

Namun, untuk sebuah usaha bisa melakukan dipasarkan ke pasar internasional tentu tak semudah kelihatannya. Ada banyak liku yang harus dilalui. Mulai dari riset pasar, memenuhi regulasi yang dibutuhkan di masing-masing negara hingga inovasi produk yang disesuaikan di lokasi tujuan.

Tak terkecuali promosi yang harus bisa melewati batas geografis sebagai salah satu modal mengenalkan produk ke konsumen asing. Seperti yang disampaikan dua wanita wirausaha sukses seperti
Annisa Pratiwi (Founder Ladang Lima) dan Ni Kadek Eka Citrawati (Founder Bali Alus) di acara virtual talkshow kerjasama Wanita Wirausaha Femina dengan Facebook #SheMeansBusiness bertajuk Peluang Ekspor untuk UKM yang disiarkan di Facebook Page Wanita Wirausaha Femina pada Selasa, 21 Juli 2020 lalu. Mereka mengaku bahwa harus jeli melakukan digital marketing untuk menggaet pasar internasional. 

Misalnya seperti Annisa yang tujuan awal mendirikan Ladang Lima di tahun 2012 adalah untuk menjaga ketahanan pangan dengan membuat tepung berbahan dasar singkong. Walau memiliki pangsa pasar yang sangat
niche dengan menawarkan produk tepung yang gluten-free, ia justru melihat peluang bisnis yang manis di sisi lain dunia yang tak pernah ia pikirkan sebelumnya. 

Pasalnya memang, produk Ladang Lima banyak dibeli oleh ibu-ibu dengan anak-anak berkebutuhan khusus. Diakui oleh konsumennya tersebut bahwa untuk mendapatkan produk serupa, mereka harus membelinya dari luar negeri seperti Australia atau Amerika Serikat. 

“Selain itu, di tahun 2014-2015 kita menyadari bahwa
demand tepung kita ini banyak di ekspor. Karena orang luar dari kecil terbiasa makan gandum, tapi ternyata banyak juga orang barat yang intoleran terhadap gluten. Jadi dari situ kita penetrasi di luarnya itu ekspor, dengan mengikuti beberapa pameran ke luar negeri, cari buyer dari luar dengan cara digital marketing,” cerita Annisa yang akhirnya menyadari nilai tambah dari inovasi tepung singkong yang dimilikinya tersebut. 

Menariknya, Annisa banyak mendapatkan pembeli dari luar negeri yang menemui produk Ladang Lima melalui media sosial Facebook dan Instagram. Mereka bertanya apakah produk Ladang Lima dapat ditemukan di negara mereka, karena produk tersebut gluten-free dan terbuat dari singkong yang umumnya masih jarang digunakan di banyak negara. 

“Banyak buyer yang menganggap produk ini unik karena menggunakan singkong. Jadi di dalam Facebook dan Instagram, kami selalu kasih resep. Jadi kita tidak benar-benar
hard selling, sehingga mereka tertarik dan punya appetite untuk mencoba membuat,” tambah Annisa yang menyampaikan edukasi tentang tepung singkong melalui media sosial.

Menurut Annisa penting untuk hadir di platform digital dan online, karena calon pembeli bisa mendapatkan informasi dengan sangat mudah tentang produk yang ditawarkan tanpa harus terkendala jarak dan waktu.

“Kalau ingin menggaet pembeli dari luar, sudah pasti harus placement di Facebook dan Instagram. Selain itu Facebook dan Instagram juga ada hashtag, yang mana setiap kali posting produk kita hashtag itu bisa mencakup global, sehingga bisa menjangkau ke orang yang lebih banyak,” ujar Annisa yang sudah mengekspor Ladang Lima hingga ke Inggris, Australia, Amerika Serikat, dan beberapa negara di Eropa lainnya.

Selain itu, jika bisnis ingin berorientasi ekspor, jangan lupa juga menyiapkan website dengan dua bahasa. Karena menurut Annisa, selain media sosial, website juga bisa menjadi katalog produk yang ditawarkan. 

Lanjut ke halaman berikutnya.

 

 

Citra Narada Putri
Femina Indonesia
Share This :

Trending

Related Article