
Foto: Pixabay
Presiden RI,
Joko Widodo memberikan arahan untuk meningkatkan
ekspor ke pasar baru seperti Timur Tengah, Asia Tengah, Amerika Latin dan terutama kawasan Afrika. Peningkatan nilai eskpor harus dilakukan sebab sejak tahun 2012, nilai ekspor ke beberapa negara utama telah mengalami penurunan. Bila dibandingkan dengan tahun 2015, khusus pada tahun 2016 saja, nilai ekspor Indonesia ke Amerika Sertikat mengalami penurunan sebesar 0,59 persen, Jepang 10,6 persen, dan India 13,9 persen.
Kawasan Afrika merupakan alternatif tujuan ekspor Indonesia, mengingat populasinya mencapai 1,2 miliar jiwa (2016). Adapun beberapa komoditi yang sangat potensial untuk diekspor ke kawasan Afrika yaitu:
1/ Minyak sawit
2/ Tekstil dan produk tekstil
3/ Produk kertas
4/ Sabun pembersih
5/ Margarin
Untuk mendukung peningkatan nilai ekspor ke Afrika, pemerintah telah menyediakan dana sebesar Rp1,3 triliun yang dikelola oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Dana tersebut diperuntukkan untuk memberikan pembiayaan kepada eksportir, yang bisa dimanfaatkan untuk asuransi atas kegagalan ekspor, kegagalan bayar, atau investasi di luar negeri dan risiko politik. Serta beberapa manfaat lainnya.
Marolop Nainggolan, Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Kementerian Perdagangan RI, mengatakan untuk membangun jaringan sekaligus memperkenalkan pasar kawasan Afrika kepada eksportir Indonesia, Kementerian Perdagangan telah melakukan berbagai cara. Salah satunya mempertemukan pengusaha atau eksportir Indonesia dengan
buyer dari Afrika.
“Di berbagai pameran perdagangan, baik di dalam maupun luar negeri kami mempertemukan pengusaha Indonesia kepada
buyer dari Afrika,” kata Marolop dalam sebuah forum diskusi yang diselenggarakan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) di Jakarta beberapa waktu lalu. (f)
Baca Juga:
Bisnis Kayu Bekas dengan Nilai Ekspor
5 Bisnis Pesepak bola di Piala Dunia, Dari Neymar Hingga Ronaldo