
Foto: Instagram/ Victoriabeckham
Sepertinya, 2018 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi
Victoria Beckham. Selain perkawinannya dengan David Beckham terus menerus disorot karena dianggap sudah berada di ujung tanduk, kabar tidak menggembirakan juga datang dari bisnis
fashion-nya. Label
fashion mantan personel Spice Girl dikabarkan merugi hingga Rp204 milyar sampai akhir 2018. Padahal, di tahun yang sama terjadi peningkatan
sales hingga 17 persen.
Menurut Business Insider, perusahaan
fashion yang didirikan tahun 2008 itu mengalami kerugian sejak tahun 2015. Pada 2015, kerugiannya mencapai Rp80 miliar. Setahun berselang, kerugiannya naik 78 persen, menjadi sekitar Rp154 miliar.
Label Victoria Beckham memproduksi produk
high-end, mulai dari busana hingga aksesori seperti sepatu, tas dan kacamata. Victoria Beckham juga bertindak sebagai direktur kreatif.
Kerugian yang diderita bahkan tidak bisa terangkat oleh keuntungan yang didapat dari koleksi terbatas yang dipasarkan di jaringan
high street Amerika Serikat dan lini
make up kerjasama dengan Estee Lauder.
Padahal pada tahun 2017, perusahaan ini mendapatkan suntikan dana dari NEO Investment Partners yang juga mendukung desainer Inggris Tom Dixon, toko roti Prancis, Paul dan produsen barang-barang dari kulit asal Italia, Valextra.
Di tengah tantangan bisnis yang sulit, manajemen mengatakan telah berinvestasi untuk pertumbuhan ke depan dengan membangun tim kepemimpinan baru. Sejak NEO bergabung, manajemen telah menunjuk
Paolo Riva, mantan bos Diane von Furstenberg sebagai kepala eksekutif.
(f)
Baca Juga:
Jangan Salah, Pria Lebih Royal Saat Belanja Fashion