
Foto: Shutterstock
Setiap orang ingin dikenal sosoknya dengan ciri dan karakter tertentu. Misalnya, si A ingin dikenal sebagai sosok yang cantik dan ramah. Sedangkan si B ingin dikenal sebagai sosok yang rajin dan dermawan.
Bagi pebisnis,
personal branding penting karena merupakan citra diri secara individu. Personal
branding yang dibangun akan mencerminkan nilai-nilai kepribadian, keahlian, dan kualitas yang membuat diri berbeda dari orang lain.
Personal branding memberikan nilai tambah pada bisnis yang dijalankan sebab hal terpenting dalam membangun bisnis adalah menciptakan hubungan yang baik dengan para pelanggan.
Pelanggan akan cenderung mempercayai produk dari perusahaan yang telah mengenal seseorang yang merupakan
spokesperson dengan baik secara personal ataupun melalui orang lain yang sudah pernah menggunakan produk dari perusahaan tersebut.
Dengan demikian personal
branding tentu akan meningkatkan integritas usaha, baik di mata pelanggan, dan rekan bisnis.
Silih Agung Wasesa,
Personal Branding Expert mengatakan bahwa agar orang lain mengenal kita sebagai sosok yang seperti apa, tidak harus terkenal.
“Secara sederhana
personal branding bisa kita mulai dari orang-orang terdekat seperti keluarga dan teman-teman,” kata Silih dalam sesi dalam
Indonesia Brand Forum 2020 dengan topik
Personal Branding in the Post-Pandemic World yang digelar secara virtual beberapa waktu lalu.
Silih menambahkan bahwa di masa New Normal seperti saat ini,
personal branding pun sangat penting. Hal ini perlu disesuaikan dengan keadaan. Misalnya tampilkan
personal branding dengan gaya hidup sederhana, memiliki empati lebih dari biasanya. Seperti halnya yang banyak dilakukan oleh orang saat ini di tengah krisis pandemi COVID-19.
“Berbagi atau memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan juga menjadi bagian dari membangun
personal branding untuk saat ini,” ucapnya.
Silih mengungkapkan bahwa dalam kaitannnya dengan bisnis, yang harus diasosiasikan dalam usaha berupa produk atau jasa adalah kempotensi kita. Misalnya kita menyediakan produk kesehatan atau kebugaran, maka kita harus menjadi contoh sukses dalam penggunaan produk tersebut.
“Kalau Anda pengusaha kuliner maka harus mencitrakan diri sebagai penyuka makan atau gemar memasak,” katanya.
Lalu bagaimana bila
personal branding cacat? Tentunya hal ini bisa berpengaruh pada bisnis yang dijalankan. Tapi, pasti bisa untuk memperbaikinya.
“Dengan budaya masyarakat Indonesia yang pemaaf lalu kemudian melupakannya, maka
personal branding yang cacat bisa bersih dalam waktu yang singkat. Bahkan satu hari atau satu minggu,” katanya.
(f)
Baca Juga
Generasi Kedua Al's Catering, Allesandra dan Avanda Hanafiah, Beberkan Rahasia Bisnis agar Bisa Bertahan 30 Tahun
Amanda Cole, Co-Founder Sayurbox, Berdayakan Petani Lokal dengan Platform Digital
Pecak Gurame Jadikan Menu Tambahan untuk Bisnis Kuliner Anda